Setiap anak mempunyai hobi tersendiri, seperti
halnya anak saya yang kedua, Kak Rofi, sejak kecil suka angka. Apapun yang
sedang dibicarakan selalu berujung dengan angka. Misalnya....
Kertas dan angka
Kalau ada kertas dan pensil atau krayon pastinya dia
corat-coret angka. Sejak usia 4 tahun, sebelum tidur, di whiteboard selalu
menuliskan angka dari 1 sampai 100 menginjak sd kelas 1 menulisnya dari 1
sampai 999. Kebayangkan lamanya. Yang lihaatnya aja yang cape. Dia? Enjoy saja.
Al-Quran tebal-tipis
Al-quran berukuran tebal dan tipis menarik
perhatiannya. Suatu hari Kakak sedang asyik melihat-lihat al-quran. Kok asyik
benar. Pikir saya.
“Kak, lagi baca al-quran? Kok dibuka-buka
terus?
“Hehe lagi menghafaal jumlah halaman.”
Jawabnya.
Hah!
“Lagi ngapalin urutan suraat.” lanjutnya
Ooh!
Poster
Menempel poster di kamar atau di ruang
bermain ternyata menarik perhatian si Kakak, karena ayah sempat memborong poster, sekeliling kamar dan
tempatnya bermain saya tempelin poster. Mulai dari angka, penjumlahan,
perkalian, pembagian dan lainnya.
Suatu hari, wak tu kakanya sedng menghafal
perkalian, si Kk nyeletuk dan jawabannya benar. Kelas 1 SD, Kk sudah hafal
perkalian 1-10 ketika ditanya siapa yang ngajarin, jawabnya poster hahahaa
Santai
Sambil santai-santai tidur-tiduran
dilantai, Kakak nemu kertas berserakan nah ini ada cerita ketika Kk kelas 2 SD.
Sambil tengkureb di karpet, kk
mencorat-coret kertas. Eh kakaknya, Teh Isti mendekat, langsung Kk tanya perkalian.
Kakak : “Teh 15x15
berapa?”
Lama... tidak ada jawaban
dari Teh Isti.
Kakak : “Teh…jawab
dong, masa gitu aja nggak bisa.”
Teteh yang
bilangnya nggak suka matematika langsung melotot.
Teteh : “ Itung
aja sendiri, nanya terus.”
Kakak : “Ah nggak
bisa ya, ya 225, kalau 13 x 13 berapa? Ya, 169. Nah kalau 12x 12 teh,”
Teteh: “Enggak
tahu ah, enggak mau jawab.”
Kakak: “Ya 144.”
Saya yang dari
tadi dengerin percakapan teteh sama kakak mendekat, terus nanya kalau 17x17
berapa kak?
Dalam hitungan
detik Kakak menjawab, “ gampang itu sih 289,”
Saya heran, belum
selesai saya orat-oret di kertas, kakak sudah menjawab n jawabannya benar.
Saya jadi mikir,
menyimpulkan petanyaan tadi.
Ada cara mudah
yang secara tidak langsung dia ajarin buat saya, dan saya transfer buat teteh,
tanpa harus mengotret ternyata, kalau 12x12 =144, angka 1 (tinggal simpan 1)
angka 4 (dapet dari 2+2) angka 4(dari 2x2). Saya coba 13 x13 = 169. Angka
1(tinggal simpan 1), angka 6 (3+3) angka 9 (3x3)
Si teteh ketawa,
ada rumus mudah dari si kakak yang bisa diingat dikepala tanpa harus mengotret
perkalian.
Pentingkah Matematika?
Sebenarnya ketika kecil, kayanya, saya
juga tidak begitu menyukai matematika, tapi saya berharap kalau anak-anakmah
harus suka dengan matematika hehe... dan inipun terpikir sejak Teh Isti kurang
suka dengan matematika. Ketika punya anak yang kedua, dari sejak dini saya
mengenalkan matematika dari yang mulai sederhana di kehidupan sehari-hari,
karena biar suka matematika. Dan katanya
matematika berpengaruh tehadap perkembangan dan pertumbuhan anak.
Mengajarkan anak menyukai matematika ternyata mudah.
Pengalaman saya, yang pertamaa tentunya
mengenalkan matematika itu sendiri sedini mungkin. Seperti mengenalkan angka,
mengenalkan ukuran, mengenalkan waktu dll. Dalam hal ini, Emaknya harus “bawel”
hehe.... Saat makan saat mau menyuapi bisa bilang “ Ini suapan ke satu.” Atau
ketika mau selesai, “Ayo Nak, dua suap laagi”. “Nah satu.... dan ini satu lagi,”
Kalau memakai sepatu hitung sepatunya. Kalau
mau pakai baju hitung tangannya atau kancing bajunya.
Selain emaknya yang harus “bawel”, bermain
bersama buku efektif mengajarkan matematika. Memang seberapa pentingnya
mengajarkan matematika? Nah ini yang saya baca;
Belajar matematika sangat penting bagi anak-anak. Ada dua alasan yang
menguatkan. Pertama, kehidupan manusia tidak lepas dari matematika sejak
kanak-kanak sampai usia lanjut. Ke dua, matematika berpengaruh terhadap perkembangan
dan pertumbuhan anak-anak.David L Haunry Ph,D , pakar pendidikan matematika dan
sains dari Ohio tate University mengungkapkan cara yang baik untuk mempelajari
matematika adalah menekankan bagaimana kita mengunakannya dalam rutinitas
sehari-hari. Matematika diajarkan setiap saat dengan memanfaatkan segala
sesuatu yang ada di sekitar anak dan di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti di
perjalan, di pasar dan di rumah.(Kid guide4-8 years. Anak dan sekolah
Melihat pentingnya matematika,
terinspirasi oleh Kk, lalu berharap adiknya nanti suka dengan matematika, saya
menulis empat buku bergambar yang
semuanya menganalkan matematika. Buku-buku itu berjudul :
Nah, emak-emak, ibu-ibu, bunda-bunda yang masih punya anak usia
preschool sampai usia SD kls 1, buku ini cocok untuk mengisi liburan.
Hehe...bukan ujung-ujungnya promosi, tapi memang sekalian aja, kalau minat sama
bukunya, pesen aja, diskon 30 % deh selama liburan ini.
Waaah siap mengikuti tipsnya keren, bukunya juga sangat bagus. selamat ya ,mbk
BalasHapusMakasih mbak Naqi, yuk ah berbagi pengalaman juga :)
Hapuswah lumayan dapet referensi buku neh ;)
BalasHapusIya mbak, boleh kok pesan ke saya :)
Hapus