Senin, 21 Desember 2015

Cara Mengenalkan Matematika Sejak Dini



Setiap anak mempunyai hobi tersendiri, seperti halnya anak saya yang kedua, Kak Rofi, sejak kecil suka angka. Apapun yang sedang dibicarakan selalu berujung dengan angka. Misalnya....

Kertas dan angka
Kalau ada kertas  dan pensil atau krayon pastinya dia corat-coret angka. Sejak usia 4 tahun, sebelum tidur, di whiteboard selalu menuliskan angka dari 1 sampai 100 menginjak sd kelas 1 menulisnya dari 1 sampai 999. Kebayangkan lamanya. Yang lihaatnya aja yang cape. Dia? Enjoy saja.

Al-Quran tebal-tipis
Al-quran berukuran tebal dan tipis menarik perhatiannya. Suatu hari Kakak sedang asyik melihat-lihat al-quran. Kok asyik benar. Pikir saya.
“Kak, lagi baca al-quran? Kok dibuka-buka terus?
“Hehe lagi menghafaal jumlah halaman.” Jawabnya.
Hah!
“Lagi ngapalin urutan suraat.” lanjutnya
Ooh!

Poster
Menempel poster di kamar atau di ruang bermain ternyata menarik perhatian si Kakak, karena ayah sempat  memborong poster, sekeliling kamar dan tempatnya bermain saya tempelin poster. Mulai dari angka, penjumlahan, perkalian, pembagian dan lainnya.
Suatu hari, wak tu kakanya sedng menghafal perkalian, si Kk nyeletuk dan jawabannya benar. Kelas 1 SD, Kk sudah hafal perkalian 1-10 ketika ditanya siapa yang ngajarin, jawabnya poster hahahaa

Santai
Sambil santai-santai tidur-tiduran dilantai, Kakak nemu kertas berserakan nah ini ada cerita ketika Kk kelas 2 SD.
Sambil tengkureb di karpet, kk mencorat-coret kertas. Eh kakaknya, Teh Isti mendekat, langsung Kk tanya perkalian.
Kakak : “Teh 15x15 berapa?”
Lama... tidak ada jawaban dari Teh Isti.
Kakak : “Teh…jawab dong, masa gitu aja nggak bisa.”
Teteh yang bilangnya nggak suka matematika langsung melotot.
Teteh : “ Itung aja sendiri, nanya terus.”
Kakak : “Ah nggak bisa ya, ya 225, kalau 13 x 13 berapa? Ya, 169. Nah kalau 12x 12 teh,”
Teteh: “Enggak tahu ah, enggak mau jawab.”
Kakak: “Ya 144.”
Saya yang dari tadi dengerin percakapan teteh sama kakak mendekat, terus nanya kalau 17x17 berapa kak?
Dalam hitungan detik Kakak menjawab, “ gampang itu sih 289,”
Saya heran, belum selesai saya orat-oret di kertas, kakak sudah menjawab n jawabannya benar.
Saya jadi mikir, menyimpulkan petanyaan tadi.
Ada cara mudah yang secara tidak langsung dia ajarin buat saya, dan saya transfer buat teteh, tanpa harus mengotret ternyata, kalau 12x12 =144, angka 1 (tinggal simpan 1) angka 4 (dapet dari 2+2) angka 4(dari 2x2). Saya coba 13 x13 = 169. Angka 1(tinggal simpan 1), angka 6 (3+3) angka 9 (3x3)
Si teteh ketawa, ada rumus mudah dari si kakak yang bisa diingat dikepala tanpa harus mengotret perkalian.

Pentingkah Matematika?
Sebenarnya ketika kecil, kayanya, saya juga tidak begitu menyukai matematika, tapi saya berharap kalau anak-anakmah harus suka dengan matematika hehe... dan inipun terpikir sejak Teh Isti kurang suka dengan matematika. Ketika punya anak yang kedua, dari sejak dini saya mengenalkan matematika dari yang mulai sederhana di kehidupan sehari-hari, karena biar suka matematika.  Dan katanya  matematika berpengaruh tehadap  perkembangan dan pertumbuhan anak.
Mengajarkan  anak menyukai matematika ternyata mudah. Pengalaman saya, yang pertamaa  tentunya mengenalkan matematika itu sendiri sedini mungkin. Seperti mengenalkan angka, mengenalkan ukuran, mengenalkan waktu dll. Dalam hal ini, Emaknya harus “bawel” hehe.... Saat makan saat mau menyuapi bisa bilang “ Ini suapan ke satu.” Atau ketika mau selesai, “Ayo Nak, dua suap laagi”. “Nah satu.... dan ini satu lagi,”
Kalau memakai sepatu hitung sepatunya. Kalau mau pakai baju hitung tangannya atau kancing bajunya.
Selain emaknya yang harus “bawel”, bermain bersama buku efektif mengajarkan matematika. Memang seberapa pentingnya mengajarkan matematika? Nah ini yang saya baca;
Belajar matematika sangat penting bagi anak-anak. Ada dua alasan yang menguatkan. Pertama, kehidupan manusia tidak lepas dari matematika sejak kanak-kanak sampai usia lanjut. Ke dua, matematika berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak.David L Haunry Ph,D , pakar pendidikan matematika dan sains dari Ohio tate University mengungkapkan cara yang baik untuk mempelajari matematika adalah menekankan bagaimana kita mengunakannya dalam rutinitas sehari-hari. Matematika diajarkan setiap saat dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitar anak dan di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti di perjalan, di pasar dan di rumah.(Kid guide4-8 years.  Anak dan sekolah
Melihat pentingnya matematika, terinspirasi oleh Kk, lalu berharap adiknya nanti suka dengan matematika, saya menulis empat buku  bergambar yang semuanya menganalkan matematika. Buku-buku itu berjudul :
 1. Hore... Libur Telah Tiba... (Horray Holiday is Here) mengenalkan ukuran.




2. Ulang Tahun Fino (Fino's Brithday) pengenalan waktu.





3. Fino membantu Ibu (Fino Helps Mom ) pengelompokkan benda.





4. Fino Ke Pasar Swalayan (Fino Goes To The Supermarket) mengenal angka.





Nah, emak-emak, ibu-ibu, bunda-bunda yang masih punya anak usia preschool sampai usia SD kls 1, buku ini cocok untuk mengisi liburan. Hehe...bukan ujung-ujungnya promosi, tapi memang sekalian aja, kalau minat sama bukunya, pesen aja, diskon 30 % deh selama liburan ini.

4 komentar:

  1. Waaah siap mengikuti tipsnya keren, bukunya juga sangat bagus. selamat ya ,mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak Naqi, yuk ah berbagi pengalaman juga :)

      Hapus
  2. wah lumayan dapet referensi buku neh ;)

    BalasHapus