Ketika
menulis sebuah cerita, lalu mengirimkan kepada media dan ada kabar penolakan,
tidak usah sedih berlama-lama, karena anggap saja itu bukan jodohnya. Cerita itu bisa
dibaca ulang, direvisi sedikit-sedikit, lalu kirimkan lagi ke media lain.
Cerita
“Sita Memanen Ubi” awalnya dibuat untuk seleksi di sebuah komunitas penulisan,
karena tidak lolos, terbanglah ke sebuah media yaitu tepatnya koran berani. Koran
berani sendiri memang koran untuk anak yang banyak berisi mengenai pengetahuan,
sehingga Sita memanen Ubi yang menceritakan tentang ubi dari mulai memanen,
memilah ubi yang baik sampai menerangkan ubi yang siap untuk dimasak, menjadi
bahan pertimbangan redaksi. Alhamdulillah...
Menurut
saya penting seorang penulis mencatat pengiriman naskah, disertai tanggal dan tujuan
medianya. Semakin banyak menulis, semakin banyak mengirim bisa jadi kita lupa
kemana dan kapan mengirim. Padahal dari data pengiriman kita bisa tahu dengan
sendirinya perbedaan kapan dan berapa lama pengiriman sampai pemuatan.
Tetep semangat menulis, mengirim....kalau ditolak, kirim lagi, ditolak lagi, kirim lagi hehe....
Semangat!
Tetep semangat menulis, mengirim....kalau ditolak, kirim lagi, ditolak lagi, kirim lagi hehe....
Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar