Hari
minggu, saatnya jalan-jalan. Hari minggu kemarin 1 Pebruari, saya
dan keluarga jalan-jalan ke Kampung Cipelah-Cipacing. Masih berdekatan dengan
daerah Cilembu, kabupaten Sumedang, tempat kami tinggal.
Berjalan
menapaki jalan menurun, lalu menanjak..
Melewati jalan berbatu, di samping kanan dan kiri pohon-pohon tinggi. dan Teh Isti sibuk foto selfie hihi..
jadi pengen ikut foto-fotoan hehe...
"Haha,
dede Rakey enggak ke bawa.... oke ulang lagi :) "
"Haha...
kebawah Nda...," komen Teh Isti
"Oke
ulang lagi hihi."
Dan
hasilnya.... yeee.. lumayan si Kakak nggak kebawa hahaha...
Sampai
di kampung Cipelah, melihat rumah-rumah panggung. Eh di depan sebuah rumah
banyak bawang merah yang sedang di jemur. Wah kebetulan bawang merah di rumah
habis. Jadi berhenti dulu dan mendekat hehe....
“Punten
bapa, tos panen bawang (lalu tersenyum) Pa, bade ngagentosan bawang, kenging?”
(Permisi
bapak, sudah panen bawang ya. pak boleh dibeli bawangya?)
“Oh,
mangga. Nini... Nini, Ieu tamu.”
(Oh,
silahkan. Nini...Nini, ini ada tamu)
Tidak
lama, seorang ibu keluar dari rumah dan kami sudah dipersilahkan
duduk di bale-bale. Di kampung ini mempunyai ciri khas, hampir di seitap rumah
yang mempunyai bale-bale yang terbuat dari bambu (palupuh),mereka selalu
menyimpan teko, yang berisi air minum hangat.
“Mangga
sok ditampi, cai haneutna, duuh punten wae teu aya nanaon, mung cai hungkul,”
(Silahkan,
ini air hangat, maaf hanya ada air saja)
Begitulah
orang kampung, mereka ramah-ramah. Jangankan dengan yang sudah kenal, yang
belum kenal saja mereka begitu baiknya. Tanpa rasa curiga ya, hehe..
Lihat-lihat
bawang. Akhirnya membeli 5000 rupiah saja dan dapet satu kantong kresek,
sekitar satu kilo lebih.
“Ieu
neng ditambihan, bilih bade ngaraosan , da ieu maha kenging ti kebon”
(Ini
neng, ditambah, barangkali mau mencoba. Ini hasil kebun sendiri)
Lima
ribu dapet 4 ikat....banyaaak kan :)
Kalau
dibandingkan dengan membeli di warung, seharga lima ribu ini bisa lima atau
enam kali lipat.Wow!
Ups!
Jadi inget bawangnya belum dijemur * lari dulu jemur bawang.
Disana
juga ada sapi, kakak dd teteh, seneng ngasih makan sapi.
Dan
perjalanan dilanjutkan, terus menyusuri perkampungan sampai di sebuah sawah.
Teteh jadi tahu bibit padi.
Sepanjang
jalan, senangnya melihat anak-anak balapan lari, tertawa bahagia dan bergiliran
mau digendong ayah.
Eh,
lihat ada sapi lagi, sapinya seksi hihi...
Hehe
joged sambil berjalan.
Ketemu
tukang bakso tahu, satu pelastik dua ribu saja, ada cilok, satu
pelastik seribu.
Kok
murah-murah? Ya jajanan di kampung memang segitu hehe...
Dan
akhirnya sampai juga di rumah.
Alhamdulillah,
di rumah cucian dan piring sudah setia menanti saya . Cuapedeeeh... !Tapi tetep
semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar