Setiap anak mempunyai hobi tersendiri, seperti
halnya anak saya yang kedua, Kak Rofi, sejak kecil suka angka. Apapun yang
sedang dibicarakan selalu berujung dengan angka. Misalnya....
Senin, 21 Desember 2015
Minggu, 20 Desember 2015
Happy Walking #2 Belut Kabur dapet Lumpuur
Libur
telah tiba! Anak-anak mulai bertanya mau kemana? Pergi jauh tentunya memerlukan
uang yang tidak sedikit. Setelah berdiskusi akhirnya liburan di rumah saja, belajar
menulis hehe....dan kalau pergi, paling akhir libur ke rumah nenek yang
jaraknya tidak terlalu jauh juga. Jadi liburan kali ini kemana dong?
Senin, 07 Desember 2015
Setiap Cerita Punya Jodohnya Masing-Masing
Ketika
menulis sebuah cerita, lalu mengirimkan kepada media dan ada kabar penolakan,
tidak usah sedih berlama-lama, karena anggap saja itu bukan jodohnya. Cerita itu bisa
dibaca ulang, direvisi sedikit-sedikit, lalu kirimkan lagi ke media lain.
Menangkap Ide Cerita
Cerita
yang ditulis oleh seorang penulis, tidak lepas dari apa yang dibacanya dan yang
dirasakannya. Membaca bukan saja dari
buku tapi juga dari melihat lingkungan sekitar.
Semenjak
saya tinggal di perkampungan, ide-ide yang muncul kebanyakan sesuatu yang baru
yang saya lihat disana. “Sita Memanen Ubi” yang dimuat di koran berani,
bersetting perkebunan ubi, menceritakan tentang ubi cilembu.
Minggu, 06 Desember 2015
Happy walking#1 Serunya Jalan Ke Kampung Cipelah
Hari
minggu, saatnya jalan-jalan. Hari minggu kemarin 1 Pebruari, saya
dan keluarga jalan-jalan ke Kampung Cipelah-Cipacing. Masih berdekatan dengan
daerah Cilembu, kabupaten Sumedang, tempat kami tinggal.
Berjalan
menapaki jalan menurun, lalu menanjak..
Melewati jalan berbatu, di samping kanan dan kiri pohon-pohon tinggi. dan Teh Isti sibuk foto selfie hihi..
Senin, 12 Januari 2015
Buku Komik Riki
Flash Fiction 150 kata
“Loh komiknya
mana?
Pasti ini kerjaan Tio. Duuh diumpetin dimana?”. Riki mengangkat kertas
yang berserakan di meja dan melihat ke bawah meja.
“Aku yakin, pasti ini kerjaan Tio, bukannya waktu aku
di dapur tadi, Tio masuk kamar? Awas ya Tio!”
Riki berlari keluar, dilihatnya Tio di
kejauhan. Tio pun melihat Riki yang sedang bertolak pinggang. Tio berlari menjauh, dibelakangnya Riki. “Wey Tio, komiknya
kamu sembunyiin dimana?” teriak Riki.
Tio semakin kencang berlari,
Langganan:
Postingan (Atom)