Senin, 24 November 2014

Flash Fiction ( Keinginan Rani)


(Juara 3 Pemenang Lomba FF Cinta Al-Quran bekerjasama Penerbit As-Syamil)

Oleh : Lina Herlina

“Rani, Rani…!”

Tidak ada suara menyahut. Nek Acih kembali memanggil cucu kesayangannya. “Rani, Ran….” Masih sepi. Ah Rani rupanya kamu sudah pergi mengaji, pikirnya. Nek Acih kembali menggoreng bala-bala dan gehu pedas di tungku. Sesekali membungkus kolak pisang untuk dijual sore ini.

Di sebuah sudut kamar, berdinding bambu, Rani masih duduk di atas sejadah.Di hadapannya sebuah Al-Quran terjemahan yang sudah kumal. Lembarannya sudah banyak yang lepas dan kavernya juga tidak utuh.

Rani mengulang-ulang Qs. Al-Baqarah : 286. “Ya Allah jangan hukum kami,jika kami melakukan kesalahan…,” Rani mengusap matanya. “Ya Allah jangan hukum Rani  ya kalau Rani hari ini tidak mau pergi mengaji, Rani malu diejek terus teman-teman. Al Qur-an Rani sudah rusak. Ahh Bagaimana mungkin Rani meminta kepada Nenek. Nenek tidak akan punya uang. Rani tahu berapa keuntungan Nenek  berjualan gorengan dan kolak, dan pastinya Al-Quran itu mahal,” gumamnya.

Rani mengusap mata dan hidungnya yang berair. Rani teringat Syamil Qur’an kepunyaan Dila. Al-Quran dengan empat jilid yang penuh warna berbentuk puzel. Orang tua Dila kaya. Ayahnya seorang pengusaha yang sukses dan ibunya guru TK dan juga suka mengajar di Madrasah tempat Rani mengaji. “Ran, Umi suka kamu rajin menghapal,” Kata Umi Dila sambil melirik Al-Qur’an Rani sekali waktu.

“Loh, rupanya cucu Nenek ada di kamar.” Suara Nenek mengejutkan Rani.Rani segera mengeringkan wajahnya, membuka mukena dan segera melipatnya. “Kamu menangis Ran? Tidak perlu menangis kamu akan punya baju baru, baju lebaran! Nih,lihat Nenek bawa apa?”

 Sebuah celengan kura-kura berbahan tanah liat digoyang-goyangkan Nenek dengan wajah berbinar. “Kita buka ya,” ajakNenek. “Ran, kamu kok tidak terlihat senang?”lanjutnya

“Rani tidak mau baju baru Nek, kan kata Nenek kalau masih bisa digunakan kenapa harus yang baru? Rani… Rani, mau….”
Suara Rani terhenti. Seseorang di luar mengucap salam, Nenek segera keluar. Namun bukan orang yang mau membeli dagangan Nenek. Seorang anak dengan kantong plastik di tangannya ingin bertemu dengan Rani.

Rani menghampiri Nenek. Di benakya penuh tanya. Tamu? Siapa? Ranimelangkah keluar. Dila?

“Ran, ini untukmu, aku yakin kamu pasti suka,” kata Dila menyodorkan kantong plastik besar sambil tersenyum. ”Hadiah Lebaran dari Umi.”

Rani ragu menerima kantong plastik dari tangan Dila, perlahan Rani membukanya,“Nenek… ini yang Rani mau!” Rani berteriak dan berhambur ke pelukan Nenek,memeluk dengan sangat erat. Diam-diam Nenek membuka sedikit kantong yang dipegang Rani. “Al-Qur’an,” gumamnya***

Cerita FF ini diikutsertakan dalam lomba menulis FF yang bekerjasamadengan Asyaamil

http://syaamilquran.com/tag/pengumuman-pemenang-lomba-menulis-cinta-al-quran
http://syaamilquran.com/pengumuman-pemenang-lomba-menulis-cinta-al-quran.html

FF ini menjadi Pemenang 3. Alhamdulillah.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar